Kamis, 05 Februari 2009

Pemanfaatan Media VCD dalam Pembelajaran IPS

oleh Fitriyanti , 2009
Bagian Pendahuluan

Dalam situasi masyarakat yang selalu berubah idealnya pendidikan tidak hanya berorientasi pada masa lalu dan masa kini, tetapi sudah seharusnya merupakan proses yang mengantisipasi dan membicarakan masa depan. Pendidikan hendaknya melihat jauh ke depan dan memikirkan apa yang akan dihadapi peserta didik di masa yang akan datang. Menurut Buchori pendidikan yang baik adalah pendidikan yang tidak hanya mempersiapkan para peserta didiknya untuk suatu profesi atau jabatan, tetapi untuk menyelesaikan masalah-masalah yang dihadapinya dalam kehidupan sehari-hari (Trianto, 2007).
Pembelajaran merupakan suatu proses dimana lingkungan seseorang secara sengaja dikelola untuk memungkinkan ia turut serta dalam tingkah laku tertentu dalam kondisi-kondisi khusus atau menghasilkan respon terhadap situasi tertentu (Corey dalam Sagala, 2007) Dengan demikian pembelajaran seharusnya bukan sekedar mentransfer pengetahuan, proses pembelajaran harus dikelola menjadi proses mekonstruksi pengetahuan. Peserta didik membangun sendiri pengetahuannya melalui keterlibatan secara aktif dalam proses pembelajaran.
Pengetahuan bukanlah seperangkat fakta, konsep, atau kaidah yang diingat peserta didik, tetapi peserta didik harus merekonstruksi pengetahuan itu kemudian memberi makna melalui pengalaman nyata. Dalam hal ini peserta didik dilatih untuk memecahkan masalah, menemukan sesuatu yang berguna bagi dirinya dan bergulat dengan ide-ide dan kemudian mampu merekonstruksinya. Penerapannya di kelas, misalnya saat peserta didik sedang bekerja atau praktik mengerjakan sesuatu, memecahkan masalah, berlatih keterampilan secara fisik, menulis karangan, membaca teks kemudian menuliskan isi kesimpulannya, mendemonstrasikan dsb (Sardiman, 2007).
Pembelajaran hendaknya mengarah pada pengembangan kreativitas berpikir peserta didik dan peningkatan kemampuan mengkonstruksi pengetahuan baru untuk meningkatkan penguasaan yang baik terhadap materi pelajaran. Dalam pembelajaran guru harus mengetahui hakekat materi pelajaran sebagai bahan yang dapat mengembangkan kemampuan berpikir peserta didik dan memahami berbagai model pembelajaran yang dapat merangsang kemampuan peserta didik untuk belajar (Sagala, 2007).
Kenyataan yang terjadi dalam pendidikan saat ini masih terdapat keluhan siswa pasif dan bosan dengan pembelajaran di sekolah termasuk pembelajaran IPS. Keluhan mengenai pendidikan IPS terekam dengan baik melalui penelitian seperti membosankan, buku teks yang penuh dengan fakta, terlalu kering dan proses pembelajaan yang monoton. Keluhan tersebut telah berjalan panjang tetapi perubahan dalam pendidikan IPS tidak mampu mengurangi keluhan tersebut (Hasan, 2007). Hal tersebut bisa terjadi karena banyak hal, salah satunya karena guru kurang kreatif dalam pembelajaran, walaupun guru telah mencoba menggunakan model, pendekatan, metode dan strategi baru namun dalam pelaksanaannya masih monoton dengan media buku seperti pembelajaran-pembelajaran biasanya. Sangat jarang guru memadukan metode pembelajaran dengan media yang bervariasi. Padahal untuk mendapatkan hasil yang optimal dalam proses pembelajaran di kelas, ada dua komponen utama yang perlu diperhatikan yaitu metode dan media pembelajaran. Kedua komponen ini saling berkaitan dan tidak bisa dipisahkan (Sudjana, 2005).
Pembelajaran dengan metode apapun akan lebih menarik perhatian jika dipadukan dengan media pembelajaran yang menarik (Sudjana, 2005). Hamalik dalam Arsyad (2007) mengemukakan bahwa pemakaian media pembelajaran dapat membangkitkan keinginan dan minat baru, membangkitkan motivasi dan rangsangan belajar, bahkan membawa pengaruh-pengaruh psikologis terhadap siswa. Namun terkadang guru belum mempunyai keinginan yang kuat untuk menjadikan pembelajarannya lebih bermakna. Sebagian guru berpendapat bahwa pemanfaatan media merupakan pekerjaan yang menyita waktu dan merepotkan.
Materi IPS banyak yang bersifat abstrak, oleh karena itu agar pembelajaran IPS lebih bermakna maka guru hendaknya mengaitkan materi dengan pengalaman siswa dan membuat contoh-contoh yang sesuai (Yamin, 2007). Namun dalam pembelajaran IPS terkadang tidak semua pengalaman dapat dirasakan langsung oleh siswa, misalnya dalam pelajaran ekonomi tentang pasar modal, letusan gunung berapi dalam pelajaran geografi demikian juga dengan peristiwa perang dalam pelajaran sejarah. Walaupun guru dapat membawa siswa studi lapangan, tetapi hal itu akan membebani siswa dengan biaya yang cukup besar terutama siswa yang di daerahnya tidak terdapat objek pengalaman langsung sehingga harus pergi ke daerah lain. Untuk mengatasi hal tersebut, guru dapat menggunakan media pembelajaran. Salah satu media yang dapat digunakan guru dalam pembelajaran adalah media audio visual. Media audio visual merupakan media yang dapat memperlihatkan gambar dan suara seperti aslinya. Banyak jenis media audio visual salah satunya VCD. Guru dapat memanfaatkan VCD yang telah siap dipasaran atau dapat juga membuatnya sendiri. Media ini dapat menyajikan informasi, memaparkan proses, memperjelas konsep yang rumit, mengajarkan keterampilan, menyingkat atau memperpanjang waktu dan mempengaruhi sikap (Arsyad, 2007). Makalah ini mencoba memberi gambaran tentang pemanfaatan media audio visual jenis VCD dalam pembelajaran IPS.

(bersambung....)

Tidak ada komentar: